Oleh Elly Julia Basri
Sebulan terakhir ini dunia perpustakaan Indonesia riuh rendah dengan berita tentang Digitalisasi di PDII-LIPI (yang berubah nama menjadi PDDI) yang menyebabkan sekelompok peneliti senior dan profesor di LIPI menghadap ke DPR melakukan mosi tidak percaya kepada Ketua LIPI karena Ketua PDDI memerintahkan pemusnahan sejumlah koleksi PDII dengan alasan kegiatan digitalisasi. Media sosial meliput berita tersebut antara lain:
- Mnctrijafm#TrijayaHotTopicPetangLia-Margi bersama Kepala@lipiindonesia Laksana Tri Handoko menjelaskan tentang isu pemusnahan buku oleh LIPI. WA 0812.111,1046 104.6FM Jakarta
Penyiangan (weeding) disalahartikan sebagai penghapusan / pembakaran koleksi disertasi dan tesis dengan menjual koleksi tersebut ...
- CNN LIPI Buka-bukaan soal Reorganisasi dan Isu Jual Buku ke Loak
CNN Indonesia
Rabu, 13/03/2019
Beberapa pustakawan menjawab tudingan itu tak sedap terhadap pemusnahan sejumlah buku, tesis, dan disertasi di Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kompak mereka menegaskan bahwa pemusnahan itu kegiatan rutin yang dijalankan berkala di setiap perpustakaan.
Ditemui di kantornya Pelaksana Tugas Kepala PDDI Hendro Subagyo menjelaskan bahwa pemusnahan buku, tesis dan disertasi yang mereka lakukan adalah kegiatan weeding atau penyiangan. Bersama beberapa pustakwan LIPI, Hemdro menjelaskan kegiatan itu sejatinya berjalan setiap rutin, setiap tahun. Akan tetapi lembaganya menunggak kegiatan itu empat tahun belakangam ......
- Jumat, 15 Maret 2010. LIPI menyelenggarakan diskusi publik dengan judul “Bibliocida Dokumentasi Ilmiah LIPI” dengan pembicara Prof. Dr, Asvi Warman Adam dan Prof. Dr, Sulistyo Basuki dan dengan moderator Wahyudi Ahmad Akmaliah M.Hum.
Dalam paparannya Prof. Dr. Asvi Warman Adam menyebutkan bahwa” “Penyiangan yang direncanakan tahap I tahun 2019 sebanyak 121912 judul/eksemplar”:
- Jurnal internasional (1991-1990) sebanyak 1601 judul
- Jurnal nasional sebanyak 8000 judul
- Tesis/disertassi sebanyak 32881 judul
- Laporan Penelitian sebanyak 79430 judul
Prof. Dr. Asvi Warman Adam mempertanyakan “Seandainya disertasi tersebut tidak dapat dikembalikan ke tempat semula, apakah tindakan tersebut dapat disebut penyiangan (weeding) atau sudah bisa disebut penghancuran buku atau lebih tajam lagi bibliosida?”
Dalam diskusi publik ini ada pustakawan yang menyatakan bahwa kinerja pustakawan dianggap jauh lebih rendah dari peneliti pusdokinfo di PDII. Di luar diskusi saya mendapat informasi dari seorang pustakawan bahwa Pejabat Kepala PDII menganggap “pustakawan PDII tidak tahu apa-apa, tidak mengerti weeding”.
Sebagai orang yang dibesarkan oleh PDIN/PDII dalam periode kepemimpinan almh. Ibu Luwarsih (saya bekerja di PDIN/PDII th 1979-1990) terus terang saya merasa terhina teman-teman di PDII/PDDI kinerjanya tidak dihargai. Namun saya merenung kembali dan berupaya untuk berpikir secara jernih. Pelajaran yang dapat diambil dari kekisruhan di PDII/PDIN ini adalah pisau bermata dua: kalau pernyataan bahwa kinerja pustakawan di PDII/PDDI tidak dihargai itu benar, di satu sisi peristiwa ini adalah pelecehan terhadap profesionalisme pustakawan. Namun di sisi lain, peristiwa kekisruhan di PDII/PDIN itu adalah “A WAKE UP CALL” tidak hanya untuk Pustakawan PDII tetapi juga untuk Pustakawan Indonesia. Kita Pustakawan Indonesia terlalu low profile, sudah saatnya kita harus bisa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan kita di bidang yang kita geluti sama baiknya dengan mereka yang menguasai sistem komputer.
Teman-teman pustakawan, dunia sudah berubah dan kita harus bisa ikut bertransformasi, menambah pengetahuan dan keterampilan kita dengan pengetahuan tentang Digital Library, industry 4.0. dll agar kita tidak dilecehkan oleh profesi lain.
ISIPII sudah mulai menyelenggarakan seminar atau diskusi tentang Digital Library, Knowledge Management, dll. Kita harus dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk meluaskan pengetahuan, keterampilan dan wawasan.
Mari bangkit bersama agar kita diperhitungkan dalam perkembangan perpustakaan masa kini. Mari kita saling berbagi pengetahuan, membentuk CoP (Community of Practice) guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita. ISIPII telah berupaya untuk menyediakan diskusi tidak berbayar dalam programnya, sekarang berpulang kepada Anda semua untuk memanfaatkannya. Selamat mengupgrade diri!
Jakarta, 18 Matet 2019
Add new comment