Skip to content Skip to navigation

PDS HB Jassin Meragukan Komitmen BPAD DKI Jakarta

Jakarta (ISIPII) - Pihak Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin menjelaskan tidak menolak untuk bergabung ke dalam lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dalam hal ini di bawah naungan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakarta.
 
"Sebenarnya tidak ada masalah antara Yayasan dengan Pemprov. Masalahnya adalah ada pegawai yang tidak mengerjakan pekerjaannya. Dengan Pak Gubernur sudah selesai." ujar sastrawan Ajip Rosidi, di PDS H B Jassin, Komplek Taman Ismail Marzuki Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
 
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, secara prinsip sudah sejalan dengan PDS HB Jassin mengenai pengelolaan ini. Namun jajaran di bawah Gubernur yang sepertinya malah mempersulit proses penggabungan ini. "Berapa puluh kali rapat bolak-balik membicarakan itu-itu juga. Masalahnya juga orang yang datang rapat gonta-ganti. Jadi bolak-balik juga saya harus mengulangi keterangan saya." ungkap Ajip.
 
Menurut Ajip, Gubernur DKI Jakarta, sudah memberi persetujuan pada tahun 2015 bahwa pengelolaan dokumentasi di PDS HB Jassin tetap dilakukan oleh pihak Yayasan PDS HB Jassin. Sementara Pemprov DKI Jakarta nanti yang akan membuatkan anggarannya melalui sebuah UPT (Unit Pelaksana Teknis).
 
Ajip yang juga Ketua Pembina Yayasan Dokumentasi HB Jassin, menjelaskan untuk masalah anggaran, pihak PDS HB Jassin hanya boleh mengajukan proposal anggaran yang ditujukan kepada BPAD DKI Jakarta. Namun untuk tahun 2016 ini proposal tersebut tidak direalisasikan oleh BPAD DKI Jakarta. Ini yang menyebabkan PDS H B Jassin tidak mendapatkan anggaran sepeser pun di tahun 2016 ini.
 
"Ini pekerjaan mereka untuk membuat anggaran untuk PDS HB Jassin untuk tahun 2016, itu tidak mereka kerjakan. Karena itu tahun ini PDS HB Jassin tidak mendapatkan uang sepeser pun." kata Ajip. Setelah itu pihak PDS H B Jassin membuat permohonan bantuan ke Gubernur DKI Jakarta untuk membayar gaji 11 karyawan bulan Juni sampai Desember 2016 sebesar Rp188.343.400 (Rp26.906.200 x 7 bulan). Permohonan ini disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta.
 
Masalah keuangan yang dialami PDS HB Jassin ini bukanlah yang pertama kali. Pada 1983 mengalami krisis keuangan yang menyebabkan aliran listriknya dicabut. Saat itu mantan Wakil Presiden RI Adam Malik pun ikut datang dan menyumbang. Setelah itu PDS HB Jassin berjalan dengan anggaran yang pas-pasan.
 
Lalu pada 2011 kembali terjadi lagi masalah keuangan dikarenanakan PDS HB Jassin hanya mendapat anggaraan sebesar Rp 50 juta untuk setahun. Kembali publik tidak tinggal diam melihat keadaan tersebut. Muncul gerakan #koinsastra di media sosial yang menggalang dana untuk PDS HB Jassin.
 
Pada tahun 2013 PDS HB Jassin memperoleh Rp 1,2 milyar yang merupakan bantuan dana terbesar dalam sejarahnya. Tahun 2014 mendapat Rp 1,1 milyar, 2015 Rp 280 juta, dan tahun ini nol rupiah. Jumlah anggaran yang diterima tersebut sebenarnya tidak akan memenuhi kebutuhan PDS HB Jassin. Menurut Ajip, setidaknya PDS HB Jassin per tahunnya itu membutuhkan Rp 3 milyar. Kebutuhan itu terdiri dari pengadaan buku, perawatan koleksi, digitalisasi, fumigasi, perawatan gedung, dan gaji pegawai. Gaji pegawai pun saat ini masih di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta.
 
Ajip dan pengurus Yayasan PDS HB Jassin lainnya juga merasa tersinggung saat Gubernur DKI Jakarta mengatakan jika PDS HB Jassin diberik Rp 2 milyar akan foya-foya. "Kami ini bukan mengemis minta uang. Tapi minta kewajibannya Pemda dipenuhi. Tunjukkan kapan kami foya-foya. Itu penghinaan, bilang kita tukang foya-foya. Saya foya-foya juga nggak bisa!" kata Ajip, yang saat ini berusia 78 tahun.
 
PDS HB Jassin berdiri pada tahun 1976 dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Ali Sadikin. Awalnya ini hanya dokumentasi pribadi dari HB Jassin, yang sering disebut juga sebagai Paus Sastra Indonesia. Atas prakarsa Ajip Rosidi dan beberapa tokoh lainnya, akhirnya dibentuklah sebuah wadah bernama Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.
 
Per tahun 2013 koleksi PDS HB Jassin terdiri dari buku fiksi sebanyak 21.300 judul, non fiksi 17.700 judul, buku referensi 475 judul, naskah drama 875, biografi pengarang 870, guntingan pers 130.534, foto pengarang sebanyak 690, rekaman suara 742, skripsi dan disertasi sastra sebanyak 789, dan rekaman gambar 25 kaset. Saat ini pun masih banyak koleksi yang tersimpan dalam kardus-kardus yang belum sempat diolah karena kekurangan tenaga dan ruangan. Dapat dikatakan bahwa PDS H B Jassin adalah pusat dokumentasi kesusastraan Indonesia terlengkap.
 
Penulis : danies W R

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.
CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
Image CAPTCHA
Enter the characters shown in the image.