Skip to content Skip to navigation

Seri Layanan referensi Perpustakaan

Mengawali awal bulan Oktober ini, Libtalk mempunyai hajat besar dengan bekerjasama menggaet ISIPII atau Ikatan Sarjana Imu Perpustakaan dan Informasi Indonesia mengahdirkan seri Layanan referensi Perpustakaan.

Dalam seri ini terdapat 5 Seri Layanan Referensi yang pertama Sesi 1adalah konsep layanan referensi perpustakaan di Indonesia, dengan menghadirkan Bapak Ida Fajar Priyanto, PhD., memberikan gambaran umum teantang layanan Referensi . Acara Libtalk ini digelar pada hari Jumat, 1 Oktober 2021 dimulai pada pukul 08.30 WIB dengan dibuka oleh Subkoordinator kelompok Layanan Referensi, Monografi, Berkala Mutakhir, dan Multimedia Bapak Arief Wicaksono, M.Hum. dalam kesempatan Ini Bapak Arief mengucapkan terimakasih kepada Bapak Farli Elnumeri dari ISIPII yang telah bersedia menyelenggarakan acara Reference Series ini, tidak lupa beliau menginagatkan jangan lupa pada acara Libtalk ini para pustakawan bisa mengobrol, berdiskusi dan berjejaring selain untuk mencari informasi dan menambah ilmu yang baru.


Bapak Ida Fajar Priyanto memberikan pemaparan

Sebelum memulai pemaparan,  Bapak Ida Fajar Priyanto mengatakan bahwa persoalan atau tema-tema tentang layanan referensi ini jarang dibahas, bahkan seringkali dilupakan pada forum-forum diskusi maupun webinar. Layanan Referensi ini adalah layanan perpustakaan yang berkembang, baik dari koleksi maupun jenis layanannya. kegiatan interaksi pada layanan referensi itu biasanya pemustaka datang ke perpustakaan kemudian bertanya pada bagian referensi, petugas yang ada pada layanan itu seperti punya banyak keahlian di bidang perpustakaan dan biasanya dipimpin oleh ketua unit serta orang-orang  yang mempunyai pengetahuan luas di dalam bidang perpustakaan dan kemudian juga ada staf biasa yang bekerja mencari referensinya, dan seorang ketua itu punya ekspekstasi tinggi tetapi namun juga staf mengerjakan untk bisa mencari sumber informasinya, 


ki-ka atas: Ayu K Putri Moderato dan Bapak Ida Fajar P Narasumber

bawah: Indah WA penanya

lebih jauh Bapak Ida memaparkan, dalam hal referensi sendiri anatara pemustaka dan pustakawan memiliki persepsi yang berbeda, sebagai rujukan cepat pustakawan memberikan pelayanan bantuan dalam mencari hal-hal baik diluar pendidikan, seperti informasi tentang hal-hal saran transportasi, jam buka layanan musem dan sebagainya, namun sebagai pemustaka layanan refrensi berkutat pada jurnal dan bantuan penulisan tugas akhir saja. maka dari itu beliau berharap semoga Perpustakaan Nasional dapat menginisiasi untuk membuat kamus istilah yang dapat menjembatani penyamaan persepsi antar pemustaka dengan pustakawan yang terupdate. 

Pengembangan koleksi referensi yang  seringkali mahal koleksinya, dan bahkan di beberpa perpustakaan hanya memiliki sedikit ensiklopedi misalnya karena harganya yang teramat mahal dan jarang dimanfaatkan. menjadikan koleksi referensi cetak akan terbatas pengadaannya dan mulai berfokus pada melanggan database jurnal elektonik. Jadi kita tidak hanya fokus di dalam koleksi ini jurnal dan ebook itu yang dianggap yang penting, kemudian para librarian di perguruan tinggi itu banyak sekali fokusnya di situ mengutamakan untuk melanggan jurnal dibandingkan menambah koleksi cetaknya. buku-buku referensi tidak mati tidak berhenti, di masa depan dalam perkembangannya, tetapi referensi terus berkembang dan mungkin membutuhkan beberapa kesadaran kita terhadap perkembangan koleksi referensi yang terutama didalam lembaga pendidikan.  Perpustakaan lembaga pendidikan, seharusnya semakin seberapa besar perkembangan pertumbuhan koleksi-koleksi dalam bentuk lain kemudian,  juga perlu di Jelaskan pada kawan-kawan para pengajar perpustakaan juga mulai bagiaman megembangan koleksi referensi ini. 

Acara Libtalk kali ini diikuti peserta dari seluruh Indonesia, dengan peserta dari zoom meeting berjumlah 875 peserta, serta kanal Youtube Radio WBS 64 peserta dengan latar belakang pustakawan tetap yang terbanyak. Pemaparan materi yang dipandu moderator pustakawan dari Perpustakaan Nasional Ayu K Putri, memberikan kesempatan pada 3 peserta untuk bertanya secara langsung dan 3 pertanyaan pada kolom chat, diawali dari Ibu Indah W.A dari Perpustakaan Muhamdaiyah Salatiga, tentang beban pustakawan referensi dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyelesaiakan tugas akhir mereka. Acara ditutup pada pukul 10.15 WIB berlangsung secara lancar, dan acara dikembalikan kepada MC Susi Setiyi yang tidak lupa menyampaikan untuk tetap mengkuti acara Libtalk sesi 2 selanjutnya di pekan mendatang dengan tema layanan referensi di perpustakaan sekolah bersama Ibu Hanna Chaterina George pada tanggal 8 Oktober 2021.

Sumber